suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
172. Balasan Pasti Sesuai Dengan Perbuatan

172. Balasan Pasti Sesuai Dengan Perbuatan

Allah Swt adalah dzat yang Maha Adil, keadilan-Nya tidak ada cacat sedikit pun. Apa yang diperbuat manusia pasti akan mendapatkan haknya. Jika baik ya baik pula balasannya, begitu juga sebaliknya.

. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 7-8). Seorang muslim wajib mempunyai keyakinan demikian agar tidak gegabah dalam beramal. Sebab amal salih maupun amal salah keduanya pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Balasan manusia di dunia tidaklah sama dengan di akhirat kelak. Kadang perbuatan baik di dunia dibalas dengan keburukan persis seperti pepatah air susu dibalas air tuba. Adakalanya sedikit keburukan mendapat balasan yang sangat menyakitkan, cubitan dibalas tamparan. Itu bisa terjadi karena unsur kebencian dan dendam manusia ikut memainkan peran. Di akhirat tidak akan terjadi yang demikian, Allah Swt tidak mungkin mendzalimi hamba-Nya sekecil apa pun. Jika ada yang terpaksa mendapat siksaan itu murni karena dirinya sendiri yang berbuat dzalim. Yang harus disadari bahwa amal salih dan amal salah baru akan Allah Swt balas di akhirat kelak. Dunia hanyalah tempat menanam,sedang panennya hanya di akhirat kelak.

Keadilan Allah Swt dalam merespon amal perbuatan manusia digambarkan oleh Imam Ibnul Qoyyim ra dengan gamblang sekali, sesuai dengan jenis perbuatannya. Beliau berkata:

قَالَ الإمام ابن القيم رَحِمَهُ اللَّهُ: « فالجَزَاءُ مُمَاثِلٌ لِلعَمَلِ مِن جِنسِهِ في الخَيرِ والشَّرِ ومَن يَسَّرَ عَلَى مُعسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيهِ في الدُّنيا والآخِرة ، فَمَن سَتَرَ مُسلِمًا سَتَرَهُ اللَّه ، ومَن نَفَّسَ عَن مُؤمنٍ كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيا نَفَّسَ اللَّهُ عَنهُ كُربَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيَامَة ، :

ومَن تَتَبَّعَ عَورَةَ أخِيهِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَورَتَه ، ومَن ضَارَّ مُسلِمًا ضَارَّ اللَّهُ بِه ، ومَن شَاقَّ شَاقَّ اللَّهُ عَلَيه ، ومَن خَذَلَ مُسلِمًا في مَوضِعٍ يَجِبُ نُصرَتُهُ فِيهِ خَذَلهُ اللَّهُ في مَوضِعٍ يَجِبُ نُصرَتُهُ فِيهِ ، والرَّاحِمُون يَرحَمُهُم الرَّحمَنُ ، وإنَّما يَرحَمُ اللَّهُ مِن عِبادِهِ الرُّحَمَاء ، ومَن أَنفَقَ أَنفَقَ عَلَيه ، ومَن عَفا عَن حَقِّهِ عَفا اللَّهُ لَهُ عَن حَقِّه ، ومَن تَجاوَزَ تَجاوَزَ اللَّهُ عَنهُ، فَهَذا شَرعُ اللَّهِ وقَدَرُهُ ووَحيُهُ وثَوابُه وعِقابُهُ ، كُلُّهُ قائِمٌ بِهَذا الأصلِ إعلامُ المُوقعِين (١ / ١٥٠) ».

Imam Ibnul Qoyyim ra berkata: Balasan itu semisal dengan perbuatan ditinjau dari jenis perbuatan itu sendiri, baik dalam suatu kebaikan maupun suatu keburukan :

1).️Maka barangsiapa menutupi aib atau kekurangan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupinya aibnya.

2).️Barangsiapa yang memberikan kemudahan terhadap orang yang sedang kesusahan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat.

3).Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mukmin satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan duniawiyyah, maka niscaya Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.

4).Barangsiapa yang mencari-cari kesalahan (kekurangan) saudaranya, maka niscaya Allah akan membongkar kesalahan (aib) dirinya.

5).Barangsiapa yang menimpakan kemudharatan (bahaya) kepada seorang muslim, maka Allah akan menimpakan kemudharatan pula kepadanya.

6).Barangsiapa yang memberikan kesulitan (menyulitkan orang), maka niscaya Allah akan berikan kesulitan (kesusahan) kepadanya.

7).️Barangsiapa yang menelantarkan (tidak menolong) seorang muslim dalam suatu kondisi yang seharusnya kita memberikan pertolongan kepadanya, maka niscaya Allah akan menelantarkannya (tidak menolongnya) dalam suatu kondisi yang semestinya Allah menolongnya.

8).Orang-orang yang penyayang (kepada saudaranya) maka niscaya Ar-Rahman (Dzat yang Maha Penyayang) akan menyayangi mereka, dan sesungguhnya Allah akan menyayangi dari kalangan hamba-hamba-Nya yang penyayang.

9).️Barangsiapa yang berinfaq maka niscaya Allah akan berinfaq (melapangkan rizki) untuknya.

10).Barangsiapa yang memberikan maaf dari haknya (mengalah), maka Allah akan memaafkan baginya dari hak-Nya (adzab). ️Barangsiapa yang memberikan ampunan, niscaya Allah akan memberikan ampunan baginya. Maka Inilah syariat Allah, ketetapan, wahyu, pahala dan hukuman-Nya. Seluruhnya tegak di atas prinsip dasar ini (balasan sesuai perbuatan). (I´laamul Muwaqqi´iin,1/150).

Semua itu pasti akan menimpa kepada orang yang berbuat. Bermain api pasti akan merasakan panas bahkan bisa terbakar, bermain air pasti akan basah atau tenggelam. Apa yang disampaikan Ibnul Qoyyim ra diatas tentu berdasar dari ajaran Islam yang mulia. Adakalanya bersumber dari Al Qur’an atau hadis Nabi Muhammad saw. Sebagai contoh, Ibnu Qoyyim ra mengatakan bahwa siapa yang mau menutup aib saudaranya yang muslim, Allah Swt pasti akan menutup aibnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan kata lain, siapa yang membuka aib saudaranya, maka aibnya pasti akan Allah Swt buka juga. Ajaran ini berdasar dari hadis Nabi saw. Dari Abu Barzah Al Aslami ra, suatu hari Rasulullah saw bersabda:

يا معشر من آمن بلسانه ولم يدخل الإيمان قلبه، لا تغتابوا المسلمين ولا تتبعوا عوراتهم فإنه من تتبع عورة أخيه المسلم تتبع الله عورته ومن تتبع الله عورته يفضحه ولو في جوف بيته

Wahai orang-orang yang beriman sebatas di lisannya, namun belum sampai menyentuh kalbunya. Jangan kalian membicarakan kekurangan seorang muslim. Jangan pula mengorek-ngorek aib mereka. Barang siapa yang berupaya mencari-cari aib saudaranya muslim, Allah pasti akan membalas mengorek aibnya sendiri. Siapa saja yang Allah korek aibnya, maka Allah akan sebarkan segala aibnya walaupun berada di dalam lobang atau kamar rumahnya. (HR. At Tirmidzi).

Aib seseorang tergantung dirinya sendiri, apakah tertutup rapat atau menjadi konsumsi umum,dia sendiri yang menentukan. Disinilah Allah Swt ingin mengajarkan agar seorang muslim itu berbuat adil. Jika dirinya tidak suka aibnya menjadi konsumsi umum,maka dia harus pandai menyimpan rahasia atau aib saudaranya. Jangan sampai karena faktor benci menjadikan dirinya menjadi penyebar kekurangan saudaranya dan bergembira karenanya, menari diatas duka saudara. Sungguh akhlak yang sangat buruk sekali. Allah berfirman:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Nisa : 9). Begitu pula dengan point lainya, semua perbuatan pasti akan kembali kepada pelakunya,cepat maupun lambat. Semoga kita selalu mengerjakan amal salih, sehingga balasan kebaikan pula yang akan kita terima kelak. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trims,salam sukses

14 Jul
Balas

Salam sukses

14 Jul
Balas



search

New Post