suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
73. Kemaksiatan Menghilangkan Berkah

73. Kemaksiatan Menghilangkan Berkah

Maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah Swt dan Pelakunya berdosa . Ada beberapa istilah lain dari maksiat, diantaranya:Sayyi’ah, Khathi’ah, Dzanbun, dan Itsmun. Empat istilah ini memiliki arti yang berdekatan,yaitu:kejelekan,kesalahan,dan dosa. Manusia dihadirkan ke dunia untuk beribadah, yakni taat pada semua aturan yang Allah swt tetapkan. Jika tidak taat berarti telah bermaksiat atau menentang Allah Swt.

Berkah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Ibnu Mandhûr, dalam kamus Lisânu al-‘Arab, mengartikan berkah dengan, Berkembang dan bertambah baik (an-namâ` wa az-ziyâdah) atau kebahagiaan hidup (as-sa’âdah). Kesimpulanya, berkah adalah sesuatu yang bisa dinikmati pemiliknya, dan orang lain juga bisa merasakan kenikmatan tersebut. Kenikmatan yang tidak terputus dan selalu mengalir kebaikan atau pahalanya.

Manusia terbaik adalah mereka yang paling banyak membawa kebaikan. Kebaikan untuk diri sendiri,keluarga,masyarakat,agama,juga negerinya. Jejak kebaikan tersebut bisa dinikmati pihak lain sejak hidup hingga pemiknya telah meninggal. Derajat seperti itulah yang seharusnya menjadi keinginan setiap muslim. Namun, tidak semua muslim bisa meraihnya. Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah yang wafat tahun 751H, penyebab lenyapnya keberkahan adalah kemaksiatan. Pernyataan tersebut beliau sampaikan dalam kitab Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ ,halaman. 84. Beliau berkata:

قال ابن القيّم (ت: ٧٥١ هـ):

من عقوباتها (المعاصي) أنها تمحق بركة العمر، وبركة الرزق، وبركة العلم، وبركة العمل، وبركة الطاعة.

وبالجملة أنها تمحق بركة الدين والدنيا فلا تجد أقل بركة في عمره ودينه ودنياه ممن عصى الله وما محقت البركة من الأرض إلا بمعاصي الخلق.

[الداء والدواء (صـ ٨٤]

Termasuk hukuman karena kemaksiatan adalah bahwasanya ia akan menghilangkan berkah umur, berkah rezeki, berkah ilmu, dan berkah amal, serta berkah ketaatan. Kesimpulannya, sungguh kemaksiatan akan menghancurkan berkah agama dan dunia. Maka, kamu tidak akan mendapati orang yang lebih sedikit berkahnya pada umur, agama, dan dunia dibandingkan orang yang bermaksiat kepada Allah. Tidaklah berkah di muka bumi ini dilenyapkan kecuali karena berbagai kemaksiatan para makhluk.

Orang yang berbuat maksiat akan mendapat hukuman. Hukuman di dunia berupa hilangnya keberkahan hidup, yakni umur atau waktunya akan habis begitu saja tanpa ada manfaat yang berarti. Padahal hilangnya waktu itu lebih berbahaya dari pada kematian. Kematian hanya bisa memutus seseorang dari dunia, sedangkan waktu bisa memutus dari kebaikan atau pahala. Umur juga akan ditanyakan kelak. Sungguh kerugian besar.

Rezeki pelaku maksiat juga tidak membawa kebaikan yang berarti. Bisa jadi rezeki tersebut akan digunakan pada hal yang tidak bermanfaat. Jika itu yang terjadi, maka dua pertanyaan tentang rezeki akan memberatkan pemiliknya. Dari mana didapat dan untuk apa dibelanjakan. Sungguh berat resiko rezeki di tangan ahli maksiat.

Ilmu pelaku kemaksiatan sudah pasti tidak ada berkahnya. Ilmu yang seharusnya diamalkan untuk kebaikan, justeru digunakan untuk mendukung kemaksiatannya. Kemaksiatan yang dilakukan tanpa ilmu dampaknya tidak sebesar kemaksiatan yang didasari ilmu. Sungguh mengerikan orang Alim yang bermaksiat. Dia sudah sesat dan menyesatkan pula. Ilmu pelaku maksiat tidak akan membuahkan amal salih. Sehingga amalnya juga tidak ada keberkahan. Bermula dari ilmu yang tidak diamalkan, maka tidak ada ketaatan yang tulus baginya. Ujungnya ketaatan yang dilakukan dengan terpaksa, pasti tidak membawa keberkahan juga. Pelaku maksiat jika berbuat kebaikan atau ketaatan pasti terpaksa dan tidak ikhlas.

Jika umur, rezeki, ilmu, dan amal, serta ketaatan tidak membawa keberkahan, sudah pasti dunia akhiratnya mengalami kerugian. Kerugian dunia akhirat pertanda sengsara di akhirat kelak. Mungkin hidup di dunia bisa bersenang-sennang dengan banyaknya nikmat, tapi ketenangan akan menjauh darinya. Tenang merupakan indikasi keberkahan hidup meskipun dengan nikmat serba terbatas.

Jika dunia saat ini mengalami banyak kecemasan,kezaliman,dan ketidak adilan tiada lain penyebabnya adalah kemaksiatan manusia itu sendiri. Allah Swt Maha Suci, tidak mungkin menciptakan manusia untuk menanggung derita semacam itu. Bukan salah Allah Swt karena pelit, sehingga banyak orang miskin, bukan pula Allah Swt itu Maha Pembenci sehingga banyak manusia yang mengalami kegelisahan. Semua itu terjadi karena ulah manusia yang jauh dari keberkahan hidup akibat kemaksiatan yang dilakukannya. Manusia dianggap maksiat karena tidak mau mengikuti aturan hidup yang telah diturunkan dalam Kitab Suci al Qur’an. Semoga kita selalu menjauhi kemaksiatan, sehingga hidup menjadi berkah. Amin[]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali

06 Apr
Balas



search

New Post